Rabu, 07 Desember 2011

Akuntansi dan Korupsi


Akuntansi dan juga korupsi, dua kata yang hampir semua orang telah mengetahuinya. Terkhusus untuk korupsi penulis yakin semua orang pasti sudah tahu tentang kata yang satu ini. Karena kita sudah sering mendengarnya lewat media cetak maupun elektronik. Sebenarnya apa sih akuntansi dan korupsi itu. Akuntansi adalah sebuah ilmu yang berkonsentrasi tentang pelaporan keuangan suatu instansi baik pemerintah maupun swasta. Sedangkan kegiatan korupsi menurut UU No. 31 Tahun 1999 dan UU No. 21 Tahun 2001 ada tiga puluh jenis tindakan yang tergolong korupsi, namun secara ringkas dapat dikategorikan menjadi tujuh, yaitu kerugian keuntungan negara, suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.

Lalu apa hubungannya korupsi dengan akuntansi? Seseorang yang berprofesi sebagai akuntan akan selalu berhubungan dengan pelaporan keuangan yang menunjukan posisi keuangan instansi tempatnya bekerja. Dia bisa saja membuat posisi keuangan sebuah perusahaan itu terlihat bagus demi menarik investor atau mungkin membuat posisi keuangan perusahannya itu terlihat jelek agar mendapatkan status pailit, sehingga tak perlu mengeluarkan pajak.

Kasus penipuan laporan keuangan pernah dialami oleh salah satu perusahaan berskala intenasional yang bergerak di bidang energi yang benama Enron. Perusahaan ini menjalin kerjasama dengan KAP (Kantor Akuntan Publik) Arthur Anderson yang bergerak disektor akuntansi publik. Enron meminta pada KAP Arthur Andersen untuk menjadi auditor dalam perusahaannya. Dalam laporan keuangan yang dikeluarkan oleh Enron, perusahaan ini mencatat keuntungan sebesar US$ 600 juta. Padahal sebenarnya Enron mengalami kerugian. Hal ini dimaksudkan agar saham Enron tetap diminati oleh para investor.

Maka tidak heran, ketika Enron tiba-tiba melaporkan kebangkrutan yang nilainya diperkirakan mencapai US$ 50 miliar kepada otoritas pasar modal, para ekonom pun tersentak. Saham Enron yang pada awalnya seharga US$ 90 terjerembab jatuh hingga tak lebih dari US$ 45 sen. Banyak kalangan bahkan menyebut peristiwa ini sebagai kebangkrutan terbesar dalam sejarah bisnis di Amerika Serikat. Para majalah bisnis dan ekonomi pun berlomba-lomba mengulas peristiwa ini dan menjadikannya sebagai cover story, sebut saja Time, Fortune, dan Business Week.

Setelah kejadian ini, para penegak hukum pun mulai menginvestigasi mengapa hal ini bisa terjadi. Setelah ditelusuri ternyata selama ini Enron dan KAP Arthur Andersen telah bekerja sama dalam memanipulasi laporan keuangan Enron. Sehingga pada laporan tersebut Enron terlihat mendapatkan keuntungan yang terus meningkat setiap periode. Padahal sejatinya, Enron mengalami kerugian yang terus bertambah setiap periode pelaporan keungannya. Pada akhirnya kedua perusahaan ini pun diputuskan bersalah oleh pengadilan dan kedua perusahaan ini akhirnya tutup.

Contoh kasus di atas telah memberi suatu bukti, bahwa profesi seorang akuntan itu tidak akan bisa lepas dari godaan yang namanya korupsi. Dengan iming-iming uang yang besar, maka tak jarang seorang akuntan rela melakukan perbuatan korupsi dengan cara memanipulasi laporan keungan yang telah terbukti memberikan kesengsaraan yang sangat besar. Para ribuan pegawai Enron pun hanya bisa menangisi uang pensiun mereka yang amblas hingga totalnya mencapai US$ 1 miliar.

Karena itu sudah selayaknya para akuntan yang ada di Indonesia mengambil pelajaran dari peristiwa yang menimpa perusahaan Enron tersebut. Perbuatan korupsi itu tidak akan pernah memberikan manfaat apapun dalam kehidupan kita. Yang ada hanyalah kesengsaraan yang telah menunggu ketika saatnya tiba. Tidak akan ada kejahatan korupsi yang tidak terungkap. Suatu saat kegiatan korupsi yang kita lakukan pasti akan ketahuan juga, cepat atau lambat hanya tuhan yang tahu.

Untuk para akuntan yang ada di Indonesia. Yakinlah bahwa sebenarnya profesi kalian itu sungguh merupakan sebuah profesi yang sangat vital, karena hanya kalianlah yang bisa mengetahui dan membaca laporan keuangan sebuah perusahaan atau instansi yang ada di negeri ini. Bila kalian mau jujur dalam menjalankan tugas kalian, maka penulis yakin kondisi bisnis di negeri ini pun pasti akan sehat dan tidak ada lagi perusahaan-perusahaan dan KAP yang bernasib sama dengan apa yang terjadi pada Enron dan Arthur Andersen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar