Akuntansi dan juga
korupsi, dua kata yang hampir semua orang telah mengetahuinya. Terkhusus untuk
korupsi penulis yakin semua orang pasti sudah tahu tentang kata yang satu ini.
Karena kita sudah sering mendengarnya lewat media cetak maupun elektronik.
Sebenarnya apa sih akuntansi dan korupsi itu. Akuntansi adalah sebuah ilmu yang
berkonsentrasi tentang pelaporan keuangan suatu instansi baik pemerintah maupun
swasta. Sedangkan kegiatan korupsi menurut UU No. 31 Tahun 1999 dan UU No. 21
Tahun 2001 ada tiga puluh jenis tindakan yang tergolong korupsi, namun secara
ringkas dapat dikategorikan menjadi tujuh, yaitu kerugian keuntungan negara,
suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan
kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.
Lalu apa hubungannya korupsi dengan akuntansi? Seseorang
yang berprofesi sebagai akuntan akan selalu berhubungan dengan pelaporan
keuangan yang menunjukan posisi keuangan instansi tempatnya bekerja. Dia bisa
saja membuat posisi keuangan sebuah perusahaan itu terlihat bagus demi menarik
investor atau mungkin membuat posisi keuangan perusahannya itu terlihat jelek
agar mendapatkan status pailit, sehingga tak perlu mengeluarkan pajak.
Kasus penipuan laporan keuangan pernah dialami oleh salah
satu perusahaan berskala intenasional yang bergerak di bidang energi yang
benama Enron. Perusahaan ini menjalin kerjasama dengan KAP (Kantor Akuntan
Publik) Arthur Anderson yang bergerak disektor akuntansi publik. Enron meminta
pada KAP Arthur Andersen untuk menjadi auditor dalam perusahaannya. Dalam
laporan keuangan yang dikeluarkan oleh Enron, perusahaan ini mencatat
keuntungan sebesar US$ 600 juta. Padahal sebenarnya Enron mengalami kerugian.
Hal ini dimaksudkan agar saham Enron tetap diminati oleh para investor.
Maka tidak heran, ketika Enron tiba-tiba melaporkan
kebangkrutan yang nilainya diperkirakan mencapai US$ 50 miliar kepada otoritas
pasar modal, para ekonom pun tersentak. Saham Enron yang pada awalnya seharga
US$ 90 terjerembab jatuh hingga tak lebih dari US$ 45 sen. Banyak kalangan
bahkan menyebut peristiwa ini sebagai kebangkrutan terbesar dalam sejarah
bisnis di Amerika Serikat. Para majalah bisnis dan ekonomi pun berlomba-lomba
mengulas peristiwa ini dan menjadikannya sebagai cover story, sebut saja Time,
Fortune, dan Business Week.
Setelah kejadian ini, para penegak hukum pun mulai
menginvestigasi mengapa hal ini bisa terjadi. Setelah ditelusuri ternyata
selama ini Enron dan KAP Arthur Andersen telah bekerja sama dalam memanipulasi laporan
keuangan Enron. Sehingga pada laporan tersebut Enron terlihat mendapatkan
keuntungan yang terus meningkat setiap periode. Padahal sejatinya, Enron
mengalami kerugian yang terus bertambah setiap periode pelaporan keungannya.
Pada akhirnya kedua perusahaan ini pun diputuskan bersalah oleh pengadilan dan
kedua perusahaan ini akhirnya tutup.
Contoh kasus di atas telah memberi suatu bukti, bahwa
profesi seorang akuntan itu tidak akan bisa lepas dari godaan yang namanya
korupsi. Dengan iming-iming uang yang besar, maka tak jarang seorang akuntan
rela melakukan perbuatan korupsi dengan cara memanipulasi laporan keungan yang
telah terbukti memberikan kesengsaraan yang sangat besar. Para ribuan pegawai
Enron pun hanya bisa menangisi uang pensiun mereka yang amblas hingga totalnya
mencapai US$ 1 miliar.
Karena itu sudah selayaknya para akuntan yang ada di
Indonesia mengambil pelajaran dari peristiwa yang menimpa perusahaan Enron
tersebut. Perbuatan korupsi itu tidak akan pernah memberikan manfaat apapun
dalam kehidupan kita. Yang ada hanyalah kesengsaraan yang telah menunggu ketika
saatnya tiba. Tidak akan ada kejahatan korupsi yang tidak terungkap. Suatu saat
kegiatan korupsi yang kita lakukan pasti akan ketahuan juga, cepat atau lambat
hanya tuhan yang tahu.
Untuk para akuntan yang ada di Indonesia. Yakinlah bahwa
sebenarnya profesi kalian itu sungguh merupakan sebuah profesi yang sangat
vital, karena hanya kalianlah yang bisa mengetahui dan membaca laporan keuangan
sebuah perusahaan atau instansi yang ada di negeri ini. Bila kalian mau jujur
dalam menjalankan tugas kalian, maka penulis yakin kondisi bisnis di negeri ini
pun pasti akan sehat dan tidak ada lagi perusahaan-perusahaan dan KAP yang
bernasib sama dengan apa yang terjadi pada Enron dan Arthur Andersen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar